Sebelumnya kita telah membahas dua cara mencari cuan dari kripto, yaitu dengan investasi dan trading. Litedex pernah membahas mengenai trading lho. Kalian bisa membacanya di artikel Belajar Crypto Trading Bagi Pemula. Selain dua cara itu, ternyata masih ada cara lain, yaitu farming.
Farming? Yup, farming ini mengusung konsep seperti bertani. Di mana ketika kalian mengunci aset kripto, kalian tidak bisa mengambil aset itu selama beberapa waktu. Hal ini sama saja dengan bertani, petani harus menunggu tanamannya hingga dapat memanen hasilnya. Menarik, bukan? Mari simak penjelasan mengenai farming kripto di bawah ini.
Apa Itu Farming?
Farming merupakan cara menghasilkan keuntungan dari hasil mempertaruhkan atau meminjamkan aset kripto. Orang yang mempertaruhkan atau mengunci aset kripto ke dalam kumpulan likuiditas disebut liquidity provider (LP). Farming sama saja dengan menabung biasa di dompet digital, bedanya adalah kalian meminjamkan dana tabungan tersebut kepada pengguna lain untuk mendapatkan “bunga” alias imbal hasil. Perlu diingat, untuk melakukan farming kalian harus menyimpan aset kripto di platform DeFi yang berbasis liquidity pool dengan memanfaatkan smart contract.
Farming bertujuan menjadi wadah bagi pemilik aset kripto agar dapat berkontribusi dalam suatu likuiditas perdagangan. Imbal hasil yang ditawarkan farming dinilai lebih tinggi dibandingkan staking. Hal itu dikarenakan anggapan bahwa farming berorientasi bisnis. Biasanya staking memiliki Annual Percentage Yield (APY) antara 5% hingga 15% per tahunnya. Sedangkan imbal hasil dari farming dapat mencapai lebih dari 100%.
Cara Kerja Farming
Farming menggunakan model automated market maker (AMM) yang memanfaatkan liquidity pool terdesentralisasi. Pada farming, liquidity pool berperan sebagai pasar ketika pengguna meminjamkan asetnya kepada pengguna lain atau hanya menukarkannya kepada token ERC-20. Peminjam aset akan dikenakan biaya tertentu yang kemudian nantinya dibayarkan ke liquidity provider sesuai dengan berapa banyak aset yang mereka berikan pada liquidity pool. Walaupun aturan distribusi tiap protokol berbeda, liquidity provider tetap akan mendapatkan return.
Biasanya dana disimpan dalam bentuk stablecoin yang dipatok dengan USD seperti DAI, USDT, USDC, BUSD, dan lain-lain. Misalnya kalian melakukan farming pada liquidity pool ETH-DAI. Kalian harus mengisi liquidity ETH dan DAI terlebih dahulu. Ketika pengisian tersebut, kalian akan mendapatkan token LP yang merupakan bukti persentase kepemilikan pool. Selanjutnya, kalian harus melakukan stake token LP itu untuk mendapatkan passive income dari farming.
Hasil dari farming biasanya dihitung secara tahunan. Matriks yang umumnya digunakan adalah Annual Percentage Yield (APY) dan Annual Percentage Rate (APR). Perbedaan dari kedua matriks tersebut terletak pada penghitungan nilai dari compounding token. APR memperhitungkan nilai tersebut, sedangkan APY tidak. APR dan APY tidak bisa diperkirakan secara akurat lantaran kondisi pasar yang memang sangat kompetitif dan fluktuatif.
Kelebihan Farming
Apa saja, sih, keuntungan yang bisa kita dapat dari farming? Ada beberapa keuntungan yang dapat kalian peroleh dari farming, yuk simak!
Sistem terbuka dan transparan
Ekosistem DeFi menjadikan segala aktivitas di sana bersifat terbuka untuk semua orang dan tidak memerlukan adanya pihak ketiga. Sehingga kalian memiliki kuasa penuh dan tidak menggantungkan kepercayaan aset kepada orang lain.
Populer
Sudah banyak aplikasi dan exchange yang memungkinkan kalian melakukan farming karena tingkat popularitasnya cukup tinggi dan utilitasnya luas.
Mudah
Cara melakukan farming bisa dibilang mudah. Kalian hanya perlu memiliki aset kripto dan wallet-nya.
Interoperabilitas
Dengan adanya interoperabilitas, pengguna jadi memiliki banyak pilihan keuangan. Kalian bisa memanfaatkan ini untuk meningkatkan keuntungan. Interoperabilitas dalam konteks kripto sendiri mengacu pada proses pertukaran antar mata uang tanpa adanya biaya.
Risiko Farming
Selain memiliki keuntungan, farming juga memiliki resiko investasi. Berikut merupakan resiko dari aktivitas farming aset crypto.
Bug dan error
Bug bisa saja terjadi ketika adanya perubahan audit melakukan pengecekan atau terjadi error pada penyusun DeFi yang membuat jaringan mengalami kerusakan. Hal tersebut bisa mengancam dana pengguna yang sudah terkunci di dalam protokol.
Penyalahgunaan smart contract
Smart contract bisa dibuat oleh pihak yang kurang memahami algoritma sehingga ini bisa menjadi celah terjadinya penyalahgunaan. Karenanya, kalian harus mencermati protokol smart contract agar tidak mengalami kerugian di kemudian hari.
Nah, itu dia penjelasan mengenai fitur farming dalam cryptocurrency. Bagaimana, apakah kalian tertarik melakukan farming? Litedex juga menyediakan fitur farming lho. Caranya juga gampang banget! Kalian bisa membaca Cara Menggunakan Yield Farming dan simak step by step-nya, ya!
Ikuti terus artikel-artikel kami agar kalian semakin paham mengenai dunia blockchain dan cryptocurrency. Jangan lupa kunjungi website Litedex, Instagram, Twitter, YouTube dan TikTok untuk terus mendapat update informasi dari kami.
Wah bagus juga nih investasi pakai fitur farming litedex ini… banyak untungnyaa ❤️
Lebih banyak kelebihannya dibandingkan kekurangannya yaa
Farming ? Cocok Tanam Kripto..kerenn 💪💪👍👍