DeFi protocol adalah sekumpulan kode yang mengatur bagaimana aset digital digunakan dalam jaringan blockchain. Dengan menggunakan smart contract dan virtual machine (VM), protokol DeFi memungkinkan penggunanya untuk melakukan exchange, pinjam meminjam, dan menjalankan decentralized autonomous organization (DAO).
Mengingat Ethereum adalah jaringan blockchain terbesar yang berfokus pada DeFi, virtual machine yang digunakan biasanya adalah EVM. Meskipun demikian, protokol DeFi atau decentralized applications (dApps) ini mengacu pada semua jaringan blockchain yang dapat diprogram di luar jaringan Bitcoin.
Mengapa Tidak Mengasosiasikan dApps dengan Bitcoin?
Semua blockchain yang bersifat open-source dan publik menggunakan smart contract pada tingkat tertentu untuk menghasilkan cryptocurrency. Dalam kasus jaringan Bitcoin, hal ini menghasilkan BTC. Smart contract tersemat milik Bitcoin mengatur berapa banyak BTC yang ada dan bagaimana BTC dapat dikirim secara trustless antar pihak.
Bitcoin sendiri sengaja dibatasi dalam fungsi skripnya. Intinya, Bitcoin adalah dApp, karena sistem peer-to-peer yang ‘sehat’ dapat menjadi penyimpan value. (Bitcoin sendiri dianggap belum bisa menjadi alat pembayaran alternatif).
Akibatnya, semua project harus menambahkan jaringannya diatas Bitcoin untuk membuat protokol DeFi. Sebaliknya, blockchain lain secara langsung dirancang untuk menjadi jaringan yang dapat diprogram untuk penerapan protokol DeFi.
Baca juga: Hangatnya DeFi di Tengah Crypto Winter
DeFi Protocol: Aturan dan Algoritma
Dalam jaringan komputer, protokol menjalankan pemrosesan dan pemformatan data antar node jaringan. Jaringan Blockchain menambahkan sentuhan ekstra dengan smart contract yang mengatur kondisi di mana data diproses dan dieksekusi.
Sementara protokol menetapkan aturan keterlibatan, algoritma lah menjalankannya. Algoritma dijalankan melalui instruksi yang menegakkan aturan protokol.
Misalnya, jika loan-to-value (LTV) adalah 95%, seseorang harus menyetor $10.500 USDT untuk menerima pinjaman $10.000 USDT. Jika ternyata nilai USDT turun, algoritma akan melikuidasi agunan, sehingga deposan (penyedia likuiditas) tetap tidak rusak.
Jadi, protokol DeFi memanfaatkan smart contract (aturan) dan algoritma (penegakan aktif) untuk menciptakan DeFi.
Dari dApps ke DeFi Protocol
Kamu mungkin menyadari bahwa “dApps” dan “protokol DeFi” sering digunakan secara bergantian. Ada beberapa perbedaan penting yang perlu diingat.
dApps adalah web-side user interface yang menghubungkan browser pengguna dengan protokol DeFi, smart contract, dan algoritma yang dihosting di jaringan blockchain. Dengan kata lain, protokol DeFi bisa ada tanpa web interface.
Meskipun secara teknis memang benar bahwa protokol DeFi dapat digunakan seperti itu, tetapi hal ini membutuhkan pengetahuan yang lebih lanjut. Tapi ini tidak akan menjadi masalah karena pada akhirnya DeFi mengandalkan sistem ‘ramah pengguna’.
Untuk semua maksud dan tujuan, ini berarti bahwa protokol dApps dan DeFi adalah satu dan sama.
Kontributor: Howard