Salah satu kendala dalam pengadopsian mata uang elektronik ke dalam kehidupan sehari-hari adalah peretasan. Beberapa pencurian kelas kakap telah terjadi dalam berbagai platform cryptocurrency, hal ini tentu saja membuat para investor menahan untuk menaruh uang di dalamnya.
Banyak yang memperdebatkan tentang amannya sistem blockchain, tetapi serangan back-to-back yang terjadi secara beruntun pada 2022 ini membuat orang luas merasa takut. Sejauh ini, sebanyak $1,6 miliar USD dalam bentuk kripto telah dicuri dari pengguna di tahun 2022. Mari kita lihat beberapa peretasan yang sudah terjadi belakangan ini.
Ronin Network: $621 juta USD
Peretasan cryptocurrency terbesar sampai artikel ini dibuat. Terjadi pada bulan Maret 2022 dan menargetkan Axie Infinity, yang merupakan platform blockchain berbasis game. Peretas berhasil menyusup ke dalam Ronin Network dan mendapatkan sekitar $625 juta USD dalam bentuk ETH dan USDC. Para pejabat AS menyalahkan kelompok peserta asal Korea Utara, Lazarus Group, mengenai kasus ini. Binance sendiri berhasil memulihkan sekitar $5,8 juta USD dari dana yang telah dicuri, akan tetapi kasus ini tetap menjadi kasus peretasan terbesar dalam sejarah.
FTX: $600 juta USD
Di bulan November 2022, FTX, salah satu pemain besar dalam dunia kripto, menyatakan bangkrut. Pada hari di mana mereka mengajukan Chapter 11 bankcruptcy, lebih dari $600 juta USD telah dicuri dari dompet kripto mereka. Banyak dari pemegang dompet FTX mengonfirmasi bahwa saldo mereka berubah menjadi $0 USD baik di dompet FTX.com maupun FTX US. Hal ini sudah dikonfirmasi melalui channel telegram The Crypto Exchange; “FTX telah diretas. Aplikasi FTX adalah malware. Jangan pergi ke website FTX karena bisa saja mendownload Trojan secara otomatis.” Penasihat umum FTX, Ryne Miller kemudian membuat cuitan bahwa mereka sedang berusaha untuk mengamankan semua aset, di manapun itu berada.
Binance: $570 juta USD
Salah satu serangan yang paling terkenal dalam sejarah mata uang kripto adalah Binance. Pada bulan Oktober 2022, sekitar $570 juta USD berhasil dicuri. Sebuah jembatan cross-chain, BSC Token Hub, berhasil dieksploitasi oleh peretas, yang menghasilkan BNB tambahan dan penarikan sebesar 2 juta token BNB. BNB sendiri merupakan token asli dari pertukaran kripto. Bug dalam smart contract milik Binance membuat peretasan ini dapat terjadi, menyoroti perlunya keamanan blockchain yang lebih ketat.