Kamu baru tertarik dan ingin terjun ke dunia cryptocurrency? Sebagai newbie, kamu pasti kebingungan dengan istilah-istilah kripto yang banyak dan beragam. Tenang saja, Litedex sering membahas itu dalam artikel blog dan Instagram loh. Kalian bisa melihat dan membacanya disana. Seperti yang kita ketahui, cryptocurrency kian naik daun dan banyak menjadi perbincangan di jagat maya. Ditambah lagi pada 2020 silam NFT (Non-Fungibel Token) mulai hype dan membuat khalayak tertarik dengan cryptocurrency. Bahkan belum lama ini, NFT ditambahkan sebagai fitur baru di Instagram dan telah resmi rilis.
Baca juga: Fitur NFT Resmi Rilis di Instagram! Simak Cara Menggunakannya
Diantara istilah-istilah kripto yang telah kalian ketahui, kalian sudah paham belum nih tentang token dan koin kripto? Karena meskipun kripto naik daun, masih banyak masyarakat yang belum mengerti kedua hal itu dan mengira keduanya adalah sama padahal berbeda. Lantas apa yang dimaksud dengan token dan koin dan dimana letak perbedaannya? Yuk, cari tau jawabannya di artikel ini.
Pengertian Token Crypto
Token crypto adalah aset digital cryptocurrency yang jaringan blockchain-nya menumpang dengan blockchain milik pihak lain. Kebanyakan token diciptakan di atas jaringan blockchain Ethereum. Walaupun demikian, token kripto dapat dikembangkan dan dipindah menjadi koin kripto baru. Token memiliki nilai pasar, namun tidak dapat digunakan sebagai alat pembayaran atau investasi. Namun token dapat ditukar dengan aset, seperti emas, properti, dan saham.
Dalam membuat token, developer harus mematuhi standar-standar penciptaan token tertentu agar token dapat digunakan di jaringan blockchain utamanya. Misalnya pada Ethereum, developer biasanya berpatokan pada standar ERC-20 agar token mereka interoperable dengan decentralized applications (DApps) lain di jaringan blockchain Ethereum. Selain itu, bagi developer yang ingin menciptakan NFT dapat mengikuti standar ERC-271.
Token kripto bisa diilustrasikan sebagai sebuah toko yang didalamnya memiliki items untuk diperdagangkan. Ia dapat merepresentasikan poin, koin, item game, sertifikat, dan sebagainya. Token disebut sebagai aset kripto atau ekuitas kripto karena banyak token yang digunakan untuk mengumpulkan dana di crowdsale. Setelah diterbitkan pada bursa (exchange) cryptocurrency, token kripto dapat diperjualbelikan.
Kegunaan Token
Token pada kripto memiliki beberapa kegunaan berdasarkan jenis-jenisnya. Inilah empat jenis token kripto beserta kegunaannya:
Utility Token
Utility token atau token utilitas dapat digunakan sebagai sarana pengguna untuk mendapatkan produk atau jasa di platform tersebut. Selain itu, utility token juga dapat dijadikan sarana pembayaran atau untuk tujuan crowdfunding.
Security Token
Token ini merupakan token yang nilainya dipatok berdasarkan aset sekuritas tertentu, seperti saham, emas, obligasi, dan lainnya.
Non-Fungible Token
NFT adalah token yang mewakili aset berupa karya digital yang bersifat unik dan tiap karyanya hanya ada satu-satunya.
Stablecoin
Stablecoin merupakan aset kripto yang menawarkan kestabilan harga didukung oleh aset cadangan. Token ini banyak dipakai karena pemrosesannya yang instan dan keamanan privasi pembayaran kripto dengan kestabilan harga uang fiat.
Contoh Token
Tether (USDT)
Token USDT (United States Dollar Tether) adalah mata uang yang dibuat sebagai perantara antara mata uang tradisional dengan cryptocurrency. Nilai dari token ini didasarkan pada Dolar AS, dengan nilai 1 USDT setara dengan 1 USD.
USDT dibuat untuk mematok nilai pasar aset kripto terhadap mata uang fiat untuk mengurangi volatilitas. USDT sangat cocok untuk pemula, karena pergerakan harganya relatif lebih stabil. Selain itu, penggunaannya juga lebih mudah untuk melakukan transfer dari aset kripto ke Dolar AS dalam waktu singkat.
USD Coin (USDC)
USDC merupakan stablecoin yang nilainya berpatokan pada Dolar AS dengan basis 1:1. USDC dapat digunakan untuk pembayaran dalam aset kripto dan menyediakan tempat aman bagi para trader disaat volatilitas.
Shiba Inu (SHIB)
Shiba Inu merupakan salah satu token yang diperdagangkan dengan simbol SHIB. token ini dibuat pada tahun 2020 oleh seseorang atau sekelompok orang dengan nama anonim “Ryoshi”. Meme token ini cepat populer meski tergolong baru, karena komunitas investor tertarik dengan pesona lucu token ini.
Chainlink (LINK)
Token ini diciptakan pada tahun 2017 dan berperan menjadi alat pembayaran untuk membantu menjalankan node dalam smart contract Chainlink.
Litedex (LDX)
Token Litedex adalah token yang berdiri di jaringan blockchain Binance Smart Chain (BSC). Token ini dibuat untuk membangun ekosistem terpusat (centralized) dan pertukaran terdesentralisasi (decentralized).
Apa Itu Koin?
Koin adalah aset cryptocurrency yang memiliki jaringan blockchain sendiri dan sering disebut native blockchain lantaran diterbitkan oleh developer protocol blockchain. Koin Berfungsi untuk mentransfer aset atau investasi. Aset kripto ini dibuat dengan teknik enkripsi sehingga mampu disimpan dalam jangka waktu lama.
Sama seperti uang, koin dapat dibagikan, diterima, ditukar, tahan lama, dan memiliki keterbatasan persediaan. Bahkan banyak pendapat yang menyatakan bahwa cryptocurrency mampu menggantikan uang konvensional di masa depan.
Koin memiliki karakteristik yaitu terikat dengan public-open jaringan blockchain. Dengan begitu, siapapun diizinkan bergabung dan berpartisipasi dalam jaringan tersebut.
Contoh Koin Cryptocurrency
Hingga saat ini, sudah banyak koin cryptocurrency yang beredar di market. Berikut ini adalah beberapa contohnya:
Bitcoin (BTC)
Siapa yang tidak mengenal Bitcoin? Orang yang awam kripto pun pasti setidaknya pernah mendengar koin kripto pertama di dunia tersebut. Koin ciptaan anonim Satoshi Nakamoto yang diperkenalkan pada Januari 2009 itu bertujuan mengatasi solusi dari permasalahan yang terjadi pada industri keuangan konvensional. Kemudian pada tahun 2011 Bitcoin mulai populer dan selanjutnya ia selalu menjadi aset kripto terdepan.
Ethereum (ETH)
Ethereum adalah koin ciptaan Vitalik Buterin pada tahun 2015 yang merupakan koin terpopuler setelah Bitcoin. Selain dikenal sebagai aset kripto, Ethereum juga digunakan dalam mengembangkan decentralized applications (DApps) dan menjadi pelopor teknologi smart contract. Bagi kalian yang belum mengetahui apa itu smart contract, kalian bisa membacanya terlebih dahulu di artikel Smart Contract: Kenali Jenis-Jenis, Cara Kerja, dan Implementasinya.
Binance Coin (BNB)
BNB awalnya dibuat sebagai utility token melalui mekanisme Initial Offering Coin (ICO), kemudian sekarang telah menjadi mata uang asli dari blockchain Binance. Koin ini dibuat pada tahun 2017 oleh Binance yang merupakan platform pertukaran aset kripto. Binance Coin dapat digunakan untuk membayar biaya traksaksi di ekosistem Binance, seperti Binance.com, Binance DEX, dan Binance Chain. Selain itu, BNB juga dapat digunakan untuk pembayaran, misalnya membayar layanan online, akomodasi perjalanan, hadiah virtual, paket kartu, dan lotere.
Cardano (ADA)
Koin ini dibuat pada tahun 2017 dan dirancang untuk memastikan pemilik dapat berpartisipasi dalam pengoperasian jaringan. Cardano menggunakan konsensus Proof-of-Stake (PoS) sehingga tidak adanya mining melainkan staking dalam validasi transaksi.
Perbedaan Token dan Koin
Seperti yang sudah dikatakan di awal, token dan koin adalah dua hal yang berbeda yang acap kali dianggap sama. Namun kalian tidak boleh berpikir demikian ya, berikut ini adalah letak perbedaan antara token dan koin:
Sistem blockchain
Token dibuat di atas jaringan blockchain milik pihak lain, sedangkan koin diciptakan di atas jaringan blockchain utama.
Kegunaan
Koin digunakan untuk alat pembayaran seperti uang pada umumnya, entah itu untuk pembelian barang maupun jasa. Sedangkan token memiliki kegunaan yang lebih variatif sesuai dengan jenis-jenisnya.
Biaya transaksi
Karena token dibangun di atas blockchain lain, maka umumnya ada biaya tambahan saat melakukan transaksi. Ketika bertransaksi koin, memang tidak dikenakan biaya transaksi namun kalian diharuskan membayar gas fee sebagai biaya kompensasi atas proses mining.
Persebaran
Dalam persebaran koin, dibutuhkan proses mining untuk memvalidasi setiap transaksi. Sedangkan token, untuk menambah persebarannya membutuhkan proses Initial Coin Offering (ICO).
Gimana, kalian sudah mengerti kan apa bedanya token dan koin? Ikuti terus artikel-artikel kami agar kalian semakin paham mengenai kripto. Jangan lupa kunjungi website Litedex, Instagram, Twitter, YouTube, dan TikTok untuk terus mendapat update informasi dari kami ya!
Oh ternyata token dan koin itu berbeda, dari segi sistem blockchain, kegunaan, biaya transaksi, dan persebarannya 👌
Token Litedex mah sudah tidak diragukan lagi euy, mantap lahh wkwkwk